CIRI-CIRI PROSA
Ciri-ciri prosa secara umum sebagai
berikut:
a. Bentuknya bebas
Prosa memiliki bentuk yang tidak terikat oleh bait,
rima, baris. Bentuk prosa umumnya dalam bentuk rangkaian kalimat-kalimat yang
membentuk paragraf-paragraf seperti dongeng, tambo, hikayat, dsb.
b. Bahasa
bahasa dalam prosa
dipengaruhi oleh bahasa lain baik Melayu maupun bahasa barat.
c. Tema
Prosa memiliki tema
sebagai dasar masalah yang akan dibahas baik istanasentris (dulu) maupun
masyarakatsentris (sekarang).
d. Perkembangan
Perkembangan prosa
dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat yang statis maupun dinamis.
e. Pengarang
Prosa memiliki pengarang
baik yang diketahui ataupun yang tidak (anonim).
f. Cara penyajian
Prosa dapat disajikan
baik dalam bentuk lisan maupun tertulis.
g. Pesan/amanat
Prosa memiliki pesan
moral yang akan disampaikan kepada pembaca atau pendengar.
h. Urutan peristiwa atau
kejadian
Prosa memiliki alur atau jalan cerita dalam
menggambarkan suatu kejadian baik itu alur maju, mundur ataupun campuran.
i. Tokoh cerita
Dalam prosa menggunakan tokoh baik itu tumbuhan,
hewan maupun manusia yang diceritakan di dalamnya.
j. Latar/setting
Dalam menceritakan suatu kejadian dalam prosa
menggunakan latar baik itu latar waktu, latar tempat maupun suasana.
1. PROSA LAMA
Prosa lama memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Bersifat statis
Prosa lama memiliki bentuk sama, pola-pola
kalimatnya sama, banyak kalimat dan ungkapan yang sama, tema ceritanya sama
sesuai dengan perkembangan masyarakat yang lambat.
b. Diferensiasi sedikit
Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan
unsur-unsur yang sama karena perhubungan beberapa unsur kuat sekali.
c. Bersifat tradisional
Prosa lama bersifat tradisional, kalimat-kalimat dan
ungkapan-ungkapan yang sama terdapat dalam cerita-cerita yang berlainan, bahkan
di dalam satu cerita juga sering diulang.
d. Terbentuk oleh
masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat (anonim)
Prosa lama merupakan milik bersama yaitu
menggambarkan tradisi masyarakat yang lebih menonjolkan kekolektifan daripada keindividualan.
Sebagai akibat logisnya, sastra lama dianggap milik bersama (kolektif). Hasil
sastra dalam kesusastraan lama tidak diketahui siapa pengarangnya. apabila
dicantumkan suatu nama, itu hanya nama penyadur dan bukan nama pengarang yang
sebenarnya. Sebab cerita lama itu hidup di tengah-tengah masyarakat yang
diceritakan secara turun-temurun.
e. Tidak mengindahkan
sejarah atau perhitungan tahun
Sejarah menurut pengertian lama adalah karangan
tentang asal usul raja dan kaum bangsawan dan kejadian-kejadian yang penting,
tanpa memperhatikan perurutan waktu dan kejadian-kejadiannya (tidak kronologis)
sehingga alur cerita sulit dipahami. Nama-nama tempat terjadinya perisitiwa
juga tidak jelas.
f. Bahasanya menunjukkan
bentuk-bentuk yang tradisional
Bahasanya bersifat klise, bahasanya dipengaruhi oleh
kesustraan Budha dan Hindu yang sulit untuk dipahami dan dipengaruhi bahasa
melayu.
Banyak memakai kata penghubung yang menyatakan
urutan peristiwa, misalnya: harta, syahdan, maka, arkian, sebermula, dan lalu.
Banyak memakai bentuk yang tetap sehingga terdapat
banyak pengulangan kata, misalnya: Kata sahibul hikayat, ada sebuah negeri di
tanah Andalas Palembang namanya, Demang Lebar Daun nama
rajanya, asalnya daripada anak cucu Raja Sulan, Muara Tatang nama sungainya.
(dari Sejarah Melayu)
Banyak memakai bentuk partikel pun dan lah
Banyak memakai kalimat inversi, misalnya: Syahdan
maka bertemulah rakyat Siam dengan rakyat Keling, lalu berperang. Lalu
diceritakanlah segala kelakuan tuan putri dengan nahkoda itu.
g. Istanasentris
Ceritanya mengenai raja-raja dengan istananya,
pemerintahannya, orang bawahannya, dan lain-lain. Tidak pernah menceritakan
orang pada umumnya, bila ada, yang diceritakan adalah orang yang luar biasa.
Misalnya, orang yang sangat dungu atau yang sangat cerdik dan orang yang selalu
malang.
h. Bersifat lisan dan
tertulis
Sastra lama bersifat
lisan, disampaikan dari generasi ke generasi secara lisan, dari mulut ke mulut
(leluri) meskipun ada yang disampaiakn dalam bentuk tulisan.
i. Sifatnya fantasis tau
khayal
Hampir seluruhnya
berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca dibawa ke dalam khayal dan
fantasi.
j. Tokoh yang digunakan
adalah manusia, hewan dan tumbuhan
k. Amanat/isi/pesan
Mite, legenda,
pendidikan, pelipur lara dan kepahlawanan
2. PROSA BARU
Prosa baru memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Bersifat dinamis
Prosa baru bersifat
dinamis yang senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat yang
cepat. Unsur-unsur yang membentuk prosa mengalami perkembangan dari masa ke masa.
b. Masyarakatnya sentris
Pokok cerita yang terdapat dalam prosa baru
mengambil bahan atau kejadian dari kehidupan masyarakat sehari-hari yaitu hal
yang biasa terjadi di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.
c. Bersifat Rasional
Bentuknya roman, cerpen,
novel, kisah, drama yang berjejak di dunia yang nyata berdasarkan kebenaran dan
kenyataan.
d. Bahasa tidak bersifat
klise dan dipengaruhi oleh kesusastraan Barat.
e. Diketahui siapa
pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas.
Pembuat prosa baru
dinyatakan secara jelas dalam sehingga prosa bukan milik bersama masyarakat
namun milik perorangan.
f. Tertulis.
Prosa baru bersifat
tertulis yang disampaikan dalam bentuk tulisan.
g. Bersifat modern/ tidak
tradisional.
Unsur-unsur dalam prosa
mengenai hal-hal yang terjadi pada masa sekarang (modern).
h. Memperhatikan urutan
peristiwa
Dalam menggambarkan suatu
keadaan disesuaikan dengan urutan kejadian sehingga alur yang digunakan dapat
mudah dipahami.
i. Tokoh yang digunakan
umumnya manusia.
Pengertian Prosa Lama Dan Prosa Baru
Prosa adalah karangan bebas yang
tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku kata, dalam setiap baris
serta tak terikat oleh irama dan rimanya seperti dalam puisi.
Prosa berbeda dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa kadangkala juga disebut dengan istilah "gancaran".
Prosa dapat dibedakan berdasarkan pembabakannya, menjadi :
Prosa lama
merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan
barat.
Prosa
lama mempunyai bentuk-bentuk sebagai berikut:
1)
Hikayat, bentuk sastra lama yang berisi cerita kehidupan para dewa, peri,
pangeran atau putri kerajaan, serta raja-raja yang mempunyai kehidupan luar
biasa dan gaib.
2) Sejarah
atau tiambo, salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu
peristiwa sejarah yang pernah terjadi.
3)
Dongeng. bentuk sastra lama yang bercerita tentang sesuatu kejadian yang luar
biasa dan penuh khavalan, tentang dewa-dewa, peri-peri, putri-putri cantik, dan
sebagainya. Fungsi dongeng haruslah sebagai penghibur. Oleh karena itu, dongeng
disebut juga cerita pelipur lara.
☻
Ciri-ciri Prosa Lama
1. Statis
Kalau kita baca Sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Si Miskin, Hikayat Bangsawan, dan prosa lama yang lain, bentuknya selalu sama, pola-pola kalimatnya sama, malahan banyak kalimat dan ungkapan sama betul, tema ceritanya pun sama.
Kalau kita baca Sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Si Miskin, Hikayat Bangsawan, dan prosa lama yang lain, bentuknya selalu sama, pola-pola kalimatnya sama, malahan banyak kalimat dan ungkapan sama betul, tema ceritanya pun sama.
2.
Diferensiasi sedikit
Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan unsur-unsur yang sama karena perhubungan beberapa unsur kuat sekali.
Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan unsur-unsur yang sama karena perhubungan beberapa unsur kuat sekali.
3.
Tradisional
Prosa lama memiliki pola-pola bentuk yang dijadikan transisi. Kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan yang sama terdapat dalam cerita-cerita yang berlainan, bahkan di dalam satu cerita juga sering diulang-ulang.
Prosa lama memiliki pola-pola bentuk yang dijadikan transisi. Kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan yang sama terdapat dalam cerita-cerita yang berlainan, bahkan di dalam satu cerita juga sering diulang-ulang.
4.
Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat
Kebanyakan hasil sastra dalam kesusastraan lama tidak diketahui siapa pengarangnya. Kalau dicantumkan suatu nama, itu hanya nama penyadur dan bukan nama pengarang yang sebenarnya. Sebab cerita lama itu hidup di tengah-tengah masyarakat yang diceritakan secara turun-temurun.
Kebanyakan hasil sastra dalam kesusastraan lama tidak diketahui siapa pengarangnya. Kalau dicantumkan suatu nama, itu hanya nama penyadur dan bukan nama pengarang yang sebenarnya. Sebab cerita lama itu hidup di tengah-tengah masyarakat yang diceritakan secara turun-temurun.
☻ Contoh
Puisi Lama
Gurindam,
Pantun, Syair, dan Talibun merupakan bagian dari puisi lama. Pengarang karya
sastra lama termasuk puisi lama biasanya anonim atau tidak diketahui.
Berikut
ini adalah contoh puisi lama:
► Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang terdiri atas 2 baris, semuanya merupakan isi dan menunjukkan hubungan sebab akibat
Gurindam adalah jenis puisi lama yang terdiri atas 2 baris, semuanya merupakan isi dan menunjukkan hubungan sebab akibat
contoh:
Cahari
olehmu akan sahabat
yang dapat dijadikan obat
yang dapat dijadikan obat
Cahari
olehmu akan guru
yang mampu memberi ilmu
yang mampu memberi ilmu
Cahari
olehmu akan kawan
yang berbudi serta setiawan
yang berbudi serta setiawan
Cahari
olehmu akan abdi
yang terampil serta berbudi
yang terampil serta berbudi
Pantun
merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas 4 baris, memiliki rima (persamaan bunyi) dengan baris pertama dan edua merupakan sampiran dan baris ketiga dan ke empat merupakan isi
merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas 4 baris, memiliki rima (persamaan bunyi) dengan baris pertama dan edua merupakan sampiran dan baris ketiga dan ke empat merupakan isi
Contoh:
Tanam
melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Biarlah mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
(Roro Mendut, 1968)
Ubur-ubur sampingan dua
Biarlah mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
(Roro Mendut, 1968)
Syair
Syair merupakan puisi lama yang terdiri atas 4 baris per bait. Semua baris merupakan isi
Syair merupakan puisi lama yang terdiri atas 4 baris per bait. Semua baris merupakan isi
Contoh:
Bulan
purnama cahaya terang
Bintang seperti intan
Pungguk merawan seorang-orang
Berahikan bulan di tanah seberang
Bintang seperti intan
Pungguk merawan seorang-orang
Berahikan bulan di tanah seberang
Pungguk
bercinta pagi dan petang
Melihat bulan di pagar bintang
Terselap merindu dendamnya datang
Dari saujana pungguk menentang
Melihat bulan di pagar bintang
Terselap merindu dendamnya datang
Dari saujana pungguk menentang
Talibun
Talibun merupakan puisi lama yang hampir mirip dengan pantun, bedanya hanya pada julah baris. Jumlah baris pada talibun lebih dari 4 baris.
Talibun merupakan puisi lama yang hampir mirip dengan pantun, bedanya hanya pada julah baris. Jumlah baris pada talibun lebih dari 4 baris.
Contoh:
Panakik
pisau siraut
Ambil galah batang lintabung
Silodang ambil untuk niru
Yang setitik jadikan laut
Yang sekapal jadikan gunung
Alam terkembang jadikan guru
(Panghulu, 1978:2)
Ambil galah batang lintabung
Silodang ambil untuk niru
Yang setitik jadikan laut
Yang sekapal jadikan gunung
Alam terkembang jadikan guru
(Panghulu, 1978:2)
Contoh
Prosa Lama (hikayat)
Prosa
baru
merupakan pancaran dari masyarakat baru. Karya-karya prosa yang dihasilkan oleh
masyarakat baru Indonesia mulai fleksibel dan bersifat universal; ditulis dan
dilukiskan secara lincah serta bisa dinikmati oleh lingkup masyarakat yang
lebih luas.
Bentuk-bentuk
prosa baru, antara lain sebagai berikut:
1) Roman
berisi cerita tentang kehidupan manusia yang dilukiskan seeara terperinci atau
detail. Berdasarkan isinya, roman dapat dibagi menjadi roman sejarah, roman
sosial, roman jiwa, roman tendens.
2) Cerpen
singkatan dari Cerita pendek; adalah karangan pendek yang berbentuk naratif.
Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan manusia yang penuh pertikaian,
mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.
3) Novel, karangan imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas probematika kehidupan manusia atau beberapa orang tokoh.
3) Novel, karangan imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas probematika kehidupan manusia atau beberapa orang tokoh.
4)
Otobiografi, berisi kisah cerita tentang pribadi si pengarang sendiri, mengenai
pengalaman hidupnya sejak kecil hingga dia dewasa.
5)
Biografi, berisi suatu kisah atau cerita tentang pengalaman hidup seseorang
dari kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia yang ditulis oleh
orang lain.
6) Essay,
karangan yang berupa kupasan tentang suatu hasil karya sastra, kesenian, atau
bidang kebudayaan yang dilakukan oleh seorang ahli di bidangnya.
7) Kritik:
kupasan tentang satu karya sastra, kesenian, serta bidang kebudayaan yang
ditulis oleh seorang ahli dengan menekankan pada fakta yang objektif.